Baru

6/recent/ticker-posts

Profil CSSMoRA UINAM


Peradaban Pesantren

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan warisan walisongo yang praktik kelembagaannya muncul pada awal abad 17. Sebagai lembaga pendidikan pertama di Indonesia, pondok pesantren telah banyak berkiprah dalam perabadan Nusantara; pusat pendidikan melestarikan budaya, bahkan sampai melawan kolonialisme.

Dari masa ke masa, pesantren telah melalui banyak dinamika sehingga dewasa ini yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 27.000 sudah bertranformasi menjadi pesantren dengan beragam karakter dan keunggulan masing-masing.

Tentu tidak bisa dihitung lagi berapa santri yang telah berhasil dididik menjadi orang yang bermanfaat dan berpengaruh di masyarakat. Khusus dalam aspek pendidikan, dahulu kalangan santri memang tradisinya tidak banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi, lantaran keilmuan yang diberikan pesantren  cukup menjadi bekal di masyarakat.

Dalam beberapa dekade terakhir, santri yang telah menamatkan pendidikannya di pesantren mulai banyak yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Kendalanya dahulu kalangan santri sulit masuk ke perguruan tinggi favorit dengan berbagai faktor. Untuk saat ini, hal tersebut bukan menjadi kendala. Justru mahasiswa dari kalangan santri yang sekarang meramaikan kompetisi prestasi diberbagai perguruan tinggi.


Munculnya PBSB

Sebagai wujud apresiasi eksistensi prestasi pondok pesantren, pada tahun 2005 Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Republik Indonesia menginisiasi beasiswa kepada santri untuk mengikuti studi Strata 1 (S1) di perguruan tinggi favorit di Indonesia. Beasiswa ini dinamakan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) itu sudah diselenggarakan sejak tahun 2005 melalui seleksi yang diadakan setiap tahun.

PBSB merupakan salah satu program unggulan dari Kementerian Agama. Hingga kini program tersebut sudah menembus perguruan tinggi favorit, seperti:
  • Institut Pertanian Bogor
  • UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  • UIN Sunan Gunung Djati Bandung
  • Institut Teknologi Bandung
  • Universitas Indonesia
  • Universitas Pendidikan Indonesia
  • UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
  • UIN Walisongo Semarang
  • Universitas Gadjah Mada
  • UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
  • Universitas Islam Malang
  • UIN Sunan Ampel Surabaya
  • Institut Teknologi Sepuluh Nopembe
  • Universitas Airlangga
  • Universitas Mataram Lombok
  • Universitas Surya Tangerang
  • STAI Nahdlatul Ulama Jakarta
  • UIN Alauddin Makassar
  • Universitas Cendrawasih Papua
  • Universitas Al-Azhar Indonesia
  • Universitas Diponegoro
  • Ma'had Aly PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo
  • Ma'had Aly Kebon Jambu PP Babakan Ciwaringin
  • Ma'had Aly Hasyim Asy'ary PP Tebuireng
  • Ma'had Aly As'adiyah Sengkang


Pada pertemuan tingkat nasional yang diikuti oleh mahasiswa PBSB pada 12 Desember 2007, di Lembang, Bandung, Jawa Barat, terbentuk organisasi yang mewadahi seluruh mahasiswa PBSB yang diberi nama CSS (Community of Santri Scholars), yang diketuai pertama kali oleh Angga (IAIN Sunan Ampel).

Kemudian pada Musyawarah Nasional I CSS yang terlaksana pada 12-14 Juli 2008 di Hotel Galuh Tirtonirmolo Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, atas beberapa pertimbangan serta permintaan dari Kementerian Agama yang dulu masih bernama Departemen Agama Republik Indonesia untuk mencantumkan Departemen Agama pada nama organisasi ini dalam satu bahasa. Oleh karena itu tepatnya pada pada 13 Juli 2008, nama yang sebelumnya CSS diubah menjadi CSSMoRA (Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs).

Bagi santri yang menjadi mahasiswa PBSB, secara otomatis menjadi anggota CSSMoRA. Sampai saat ini, lebih dari 3.500 santri yang sudah diberi beasiswa Kementerian Agama. Ribuan santri yang lulus sarjana sudah berkiprah mengabdi di masyarakat, baik sebagai dokter, teknokrat, insinyur, guru, dosen dan lain-lain.


Perkembangan CSSMoRA

Pada awalnya CSSMoRA berfungsi sebagai kepanjangantangan dari Kementerian Agama yang berfungsi mengakomodir serta mengembangkan kemampuan berorganisasi mahasiswa PBSB. Namun, kini CSSMoRA telah menjadi organisasi yang bersifat independen, tetapi secara kultural masih ada hubungan erat dengan Kementerian Agama.

Tingkat kepengurusan CSSMoRA terbagi menjadi dua; Nasional dan Perguruan Tinggi. Pengurus tingkat nasional berasal dari CSSMoRA. Sementara itu, program kerja dari CSSMoRA PT sangat bervariasi. Baik program untuk internal anggota maupun program eksternal, seperti kegiatan tradisi-tradisi kepesantrenan, penggalian serta peningkatan minat dan bakat anggota, bakti sosial, pemberdayaan pesantren, pengabdian masyarakat. 


Dasar dan Sifat Organisasi

CSSMoRA berdasarkan Pancasila dan Islam-Kepesantrenan, yang bersifat kekeluargaan dan bebas dari politik praktis.


CSSMoRA UIN Alauddin Makassar

Berdirinya CSSMoRA UIN Alauddin Makassar sebagai salah satu CSSMoRA PTN yang terletak di Indonesia Timur tidak terlepas dari Upaya Kementrian Agama khususnya Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren dalam memujudkan Pendidikan yang berkualitas bagi alumni Pondok Pesantren yang yang tersebar di Indonesia Timur.

Bersama dengan Universitas Cendrawasih Jayapura, CSSMoRA UIN Alauddin Makassar didirikan pada tahun 2016. Setiap tahunnya Peserta yang lolos PBSB sebanyak 10 orang secara otomatis masuk dalam lembaga CSSMoRA UIN Alauddin Makassar. Peserta yang telah dinyatakan lolos merupakan representasi dari tiap daerah di Indonesia Timur, diharapkan dapa berkontribusi kepada CSSMoRA.

Kepengurusan CSSMoRA pada tahun pertama di ketuai oleh Yuliadi Yusuf, roda organisasi  mulai digerakkan dengan baik. Namun program kerja yang dilaksanakan pada waktu itu hanya bersifat kondisional, karena belum memiliki perangkat organisasi yang masif. Seiring berjalannya waktu, pada kepengurusan yang kedua dibawah kendali Muh Aksa, CSSMoRA UINAM mulai berbenah, hingga kini telah menghasilkan beberapa program kerja dari lima departemen  yang telah dirumuskan pada Rapat Kerja.

Lima Departemen yang terdapat pada CSSMoRA UIN Alauddin Makassar, yaitu:
  1. Badan Pengurus Harian (BPH)
  2. Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM)
  3. Pengembangan Sumber Daya Ekonomi (PSDE)
  4. Pengembangan Pesantren dan Pengabdian Pesantren (P3M)
  5. Komunikasi dan Informasi (KOMINFO)


Posting Komentar

1 Komentar

  1. Since you'll must 2x the scale of your guess each time you lose , it's crucial you start from the bottom possible bets. Doing otherwise might lead to bets find a way 우리카지노 to|you presumably can}'t afford and kick you out of the sport very quickly time}. You only lose if a roulette wheel stops with the ball being on a quantity between 1 and 12. The exponential growth of your bets might become unmanageable until you do not win a recreation inside an handful of spins.

    BalasHapus