Oleh: Fira Rizky Awalia Putri
Data terbaru tahun 2025 dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Bone menunjukkan bahwa terjadi peningkatan signifikan
jumlah kasus HIV pada kelompok laki-laki yang melakukan hubungan seksual sesama
jenis (LSL). Dari seluruh kasus baru yang tercatat, lebih dari 30% berasal dari
kelompok ini, sebuah angka yang menunjukkan perubahan pola epidemi HIV di
daerah tersebut. Fenomena ini menjadi perhatian serius karena mengindikasikan
bahwa upaya pencegahan yang selama ini dilakukan belum mampu menjangkau
komunitas LSL secara efektif. Beberapa faktor utama yang mendorong peningkatan
ini antara lain adalah kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang inklusif
dan ramah terhadap populasi kunci, rendahnya tingkat pengetahuan tentang
HIV/AIDS, serta masih tingginya stigma dan diskriminasi yang membuat kelompok
ini enggan untuk terbuka atau melakukan tes secara sukarela.
Menghadapi situasi ini,
pemerintah daerah harus mengambil langkah cepat dan berbasis bukti. Upaya
pencegahan dan pengobatan harus diarahkan dengan pendekatan yang ramah terhadap
kelompok LSL, termasuk pelatihan tenaga kesehatan untuk melayani tanpa diskriminasi,
penyediaan layanan konseling sebaya, serta kampanye edukasi yang lebih spesifik
dan inklusif. Pemerintah juga perlu mendorong kebijakan daerah yang melindungi
hak-hak kesehatan kelompok rentan dan menjalin kemitraan dengan LSM atau
komunitas yang sudah memiliki jaringan kuat di lapangan. Tanpa intervensi yang
serius dan terarah, peningkatan kasus HIV di kalangan LSL di Kabupaten Bone
bukan hanya akan menjadi krisis kesehatan masyarakat, tetapi juga potensi
epidemi lokal yang sulit dikendalikan.
0 Komentar